perah gak sih, ngerasain hal yang menyenangkan sekaligus menyakitkan?
kangen. merindukan kejadian kejadian dimasa lalu. masa masa yang menurut lo paling indah dan gabisa dilupain dan menyenangkan dan membuat hidup lo berarti dan lo nyaman sama masa masa yang lo anggap kaya apa yang gue beberkan tadi. pusing? hanya orang desperate yang bisa mengerti. thanks.
pernah gak sih lo semua ketimpa hal yang menimpa gue juga, I mean... lo rindu. rindu sama hidup lo yang dulu. dengan semua, apapun yang ada di sekeliling lo saat itu yang membuat diri lo nyaman, tenang, bahagia. entah manusia, atau benda, atau lingkungan, atau makhluk lainnya yang membuat diri lo 'hidup' dan bergairah.
gue gak ngerti cara ngeberhentiin perasaan ini. kaya gimana? pake apa? kenangan, barang-barang, sisa-sisa memori itu tertancap di otak lo dari ubun-ubun sampe ujung kuku jempol kaki.
menurut gue gaakan ada yang bisa ngerti perasaan gue sekarang gimana. kadang gue suka mikir.... gue salah apa dulu sampe sekarang jadi kaya gini? hal apa yang membuat menyamanan gue hilang gitu aja?
saat perasaan gak bisa dipaksakan untuk 'pindah' dan semua kenangan semakin menguatkan lo untuk tetap 'diam', apa yang kira-kira bakal lo lakuin? lo milih untuk 'diam' atau 'pindah'?
diibaratkan kaya buku... di rak buku, ada 10 buku berseri tersusun rapi. taunya... si empunya buku pindah rumah. lalu 10 buku berseri itu dibawa dan disusun di rak dalam rumah barunya. ternyata yang bisa masuk ke rak itu cuma 7 buku. lalu 3 buku lagi dikemanakan? buang? bakar? disimpan dalam dus? atau dipaksakan masuk rak itu? mungkin... baiknya si empunya beli rak baru, dan beli beberapa buku baru biar rak itu gak useless. tapi apa bakal nyambung? ketika 3 buku berseri itu disatukan dengan 7 buku baru yang bukan serinya? .....................................
apa sama dengan hati? ketika perasaan kita lagi nyaman-nyamannya. lalu kita dipaksa untuk pindah ke hati lain, dengan 3/4 perasaan di hati yang lama dan 1/4 harus terpaksa pindah ke hati yang baru. bukankah seharusnya 3/4 dan 1/4 bersatu menjadi satu bagian?
bukan masalah orangnya, tapi dari sisi kenyamanan kita, seberapa nyaman kita sama orang tersebut, bagaimana lo ketika ada di sekitarnya? apa lo merasa risih atau malah gamau lepas sama sekali?
ketika lo nyaman, tapi lo ditolak sama kenyamanan lo sendiri. ketika lo harus ngejauh dari rasa nyaman itu. ketika lo gabisa menyapa rasa nyaman lo dan cuma bisa ngeliat orang lain yang nyaman sama kenyamanan lo. dan ketika lo gabisa cari kenyamanan lain selain dia.
0 comments:
Posting Komentar