.










Sabtu, 22 Februari 2014

Jatuh


Dengan tangan kaki terikat
Gugurlah jatuh satu demi satu
Menghantam lembut saling bertabrakan
Berhamburan bersapa bergesek nyaring

Hilang asa ia pasrah
Menganut tangan angin untuk bergerak
Jauh rasanya menerawang ke atas
Ketika jatuh terperangkap

Di tempat itu ia melamun
Karena langit tak sebiru banyu
Porak poranda dilalap awan gelap
Terkena amarah sang halilintar

Satu demi satu tergantikan oleh yang baru
Sosok daun baru melambai hijau
Daun gugurpun hanya berkaca pada kekuningan
Tanpa sepatahpun ia tersenyum

0 comments:

Posting Komentar

 

©2013. with ♥ from Mirsha Shahnaz Azahra.