Dengan tangan
kaki terikat
Gugurlah jatuh satu demi satu
Menghantam lembut saling bertabrakan
Berhamburan bersapa bergesek nyaring
Hilang asa ia
pasrah
Menganut tangan
angin untuk bergerak
Jauh rasanya
menerawang ke atas
Ketika jatuh
terperangkap
Di tempat itu ia
melamun
Karena langit tak
sebiru banyu
Porak poranda
dilalap awan gelap
Terkena amarah
sang halilintar
Satu demi satu
tergantikan oleh yang baru
Sosok daun baru
melambai hijau
Daun gugurpun
hanya berkaca pada kekuningan
Tanpa sepatahpun
ia tersenyum
0 comments:
Posting Komentar